Minggu, 25 September 2011

Tentang Ketidakkekalan

Annika. Sebuah karakter di misa yang dipersiapkan kelas saya (XII IPA 3) dan XII IPA1 yang berjudul LOTUS. Ibunya gila. Keempat adiknya masih bersekolah. Ia sebagai anak sulung harus menghidupi keluarganya itu karena ayahnya sudah meninggal dan hanya meninggalkan sebuah jepit rambut lotus. 

Awalnya, saya ragu akan kemampuan saya memainkan peran itu. Tapi teman saya bilang itu cocok dengan saya, karena saya bisa menari dan sabar. Dalam hati saya, kenapa kalau main peran saya selalu dapat peran yang menderita. Yah, mungkin nasib. Akhirnya saya mau saja jadi Annika. Walau itu artinya, libur lebaran saya tidak kemana-mana, latihan ke sekolah. Walau itu artinya, saya harus latihan membesarkan volume suara saya agar terdengar seaula. Walau itu artinya, saya tidak boleh malu-malu dan tampil memalukan. 

Untungnya, teman-teman saya mau membantu saya mendalami karakter itu. Mereka bilang, "Bayangin aja hidup lu dari kecil sampai sekarang. Apa yang lu rasain dan lakuin selama itu." Dan saat detik-detik menjelang tampil, saya juga sempat berpikir, "Gue cuma punya waktu 30 menit untuk membuat Annika hidup. Selanjutnya, tergantung saat ini, orang-orang akan mengingatnya atau tidak." Dan saya mulai merasa menderita...

Annika artinya TIDAK KEKAL (arti itu tidak sengaja juga ditemukan di buku religiositas). Saya tidak tahu orang-orang masih ingat Annika atau memang ia benar-benar tidak kekal. Tapi bagi saya, ada sesuatu yang kekal dari Annika. Semangatnya. Bayangkan saja, umur 18 tahun, bekerja serabutan dari pagi sampai malam demi keluarganya. Mengeluh, tentu pernah. Namun, tidak lupa juga berdoa dan minta kekuatan Tuhan untuk menjalani hidup ini. Semangat itulah yang akan saya tiru dalam melewati segala cobaan dalam hidup saya yang tidak kekal. Dan mungkin juga mau Anda ambil juga untuk hidup Anda.


kalau dipikir-pikir toh tidak ada yang kekal di dunia ini kan?
Annika :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar