Minggu, 09 Oktober 2011

Cuma Mau Merengkuhmu Erat

Hari itu, tanggal 6 Oktober 2011, saya menemukan kupu-kupu ASLI yang baru saja mati. Kupu-kupu malang ini hampir terinjak oleh teman saya  yang tidak ber-perikebinatang-an, jadi daripada mati sia-sia, kupu-kupu itu saya ambil. Mau saya abadikan untuk koleksi, di rumah saya punya kupu-kupu bermotif sama tapi sudah terpisah-pisah bagiannya. Kan lumayan yang ini masih utuh.

Jadi saya menaruhnya di meja saya dan teman-teman sekelas yang melihat nampak antusias dengan berbagai kometar unik:
 
Teman 1 : "Iih mirip banget"
Saya       : "Apanya?"
Teman 1 : *mendekat* "ooo kupu-kupu beneran ya, gw kira lu makan kue bentuk kupu-kupu. Hebat banget  yang buat hahaha"

Teman 2 : "Aaaa... apaan tuh?" *menghindar*
Saya      : "Kupu-kupu. Lucu yaaa"
Teman 2 : "Maigaat kaget gw. Gw jijik sama serangga "

Teman 3 : "Itu kupu-kupu asli?"
Saya      : "Iya, tadi pagi gw nemu"
Teman 3 : "iih mau pegang dong, tapi gw takut"
Saya      : "Kenapa? pegang aja lagi" *memberikan kupu-kupu itu dan akhirnya dia berani memegangnya*

Teman 4 : "Ini kupu-kupu?" 
Saya      : "Yup. Bagus yaa"
Teman 4 : *bernapas biasa, kupu-kupu melayang* "Lemah banget, gw napas biasa aja terbang hahaha"

Teman 5 : "Itu apaan sih?"
Saya       : "Kupu-kupu"
Teman 5 : "Itu kupu-kupu beneran? Omaigaaat ITU KUPU-KUPU BENERAN" *dengan nada yang berbeda dan dia mengaku antimonoton*

Teman 6 : "Iiih kupu-kupu" *menaruh benda di meja saya dan kupu-kupu melayang jatuh*
Saya       : "Iiih jangan nanti kupu-kupunya robek"
Teman 6 : "Mau pegang dong"
Saya       : "Gak boleh. Lu ga berperasaan, nanti robek"
Teman 6 : "Plis mau pegang doong"
Saya       : "No no no" *menaruh kupu-kupu di tangan dan menghindarkannya dari teman saya yang tidak berperasaan itu*

Saya senang menemukan kupu-kupu hari itu walau sudah mati sekalipun. Dan saya sudah berusaha melindunginya dari tangan-tangan teman-teman saya yang jahil atau hembusan angin yang terlalu jahil dengan menangkupkan kedua tangan saya (dan kupu-kupu itu di dalamnya). Tapi entah karena tangan saya berkeringat dan lembab atau karena memang sifatnya yang terlalu rapuh, ia semakin terkoyak. Dan justru jadi saya sendiri yang merusaknya. Padahal saya kan mau menjaganya agar tidak robek...
Akhirnya saya dengan berat hati meletakkan kupu-kupu itu di taman SD, di antara tanaman-tanaman yang subur.

Satu hal yang saya pelajari dari hal ini: 
Semakin kita merengkuh sesuatu erat, semakin kita justru mengoyaknya.
Semakin kita menginginkan sesuatu dan mengekangnya, semakin ia akan mecoba melepaskan diri dari kita. Sama saja kan?

Selamat tinggal kupu-kupu malang. Semoga kau tenang di alam penuh bunga sana. Maafkan aku tidak bisa menjagamu utuh :")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar