Jumat, 05 Juni 2015

Look, Listen, Feel

Begini ceritanya,
hari ini saya ujian OSCE ECCE2. Saya sedih, ya sedih, karena tidak bisa memasang endotrakheal tube di manekin, sampai dosen penguji saya, dosen yang cukup kenal saya dan selalu riang menyapa, mencontohkan bagaimana yang benar dan beliau berhasil. Agaknya beliau kesal karena saya. Dan ini membuat saya semakin sedih.

Selanjutnya sepanjang hari apa yang saya perbuat adalah menunggu, ya melakukan hal yang paling membosankan itu. Menunggu dosen untuk minta tanda tangan, menunggu hujan berhenti agar bisa pulang jalan kaki, menunggu yang tersayang untuk pulang bersama. Dan itu cukup membuat saya lelah.

Sedih, bosan, lelah. Cukup sudah senyum saya tak bisa lagi mengembang.

Namun Tuhan memang menyelidiki setiap hati. Ia buat saya mensyukuri penantian seharian ini. Sembari menunggu yang tersayang di rumah sakit, sepasang bapak dan ibu dengan tampang panik menanyakan ruangan karena ada kerabatnya, atau mungkin anak perempuannya, yang kecelakaan, dan saya tidak tahu jawabannya. Selang dari itu, seorang ibu tua, di atas kasur jalan melewati saya dengan wajah menghadap saya, renta, tersiksa, dengan nasal canul, dan infus diiringi kerabatnya.

Saya cuma berpikir, seberapa berat sih masalah saya sampai saya harus mengeluh, lelah, dan kesal sendiri? Saya melakukan kesalahan saya sendiri kalau tak bisa melewati ujian, dan setelah itu kan saya cuma dimintaNya untuk menunggu. Sedangkan mereka, masalah mereka berhubungan dengan nyawa, hidup dan mati, mana yang lebih berat? 
Dan karena itu saya kembali tersenyum.

Lihat orang lain sekelilingmu, masih ada yang memiliki masalah jauh lebih berat darimu, kenapa kamu mengeluh? Toh, setiap masalahmu pasti bisa kamu tanggung kan? 
Karena Tuhan berjanji seperti itu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar