Rabu, 28 Oktober 2015

IMO 2015: Have You Done Your Best? Then Let Him Do the Rest :)

Salah satu target saya di tahun ini adalah jadi delegasi IMO (Indonesian Medical Olympiad) di Unhas, Makassar, tanggal 14-18 Oktober 2015, dan puji Tuhan hal ini boleh tercapai :)

Di FK Unsoed, tempat saya belajar, IMO jadi salah satu perlombaan tahunan, yang dipersiapkan.
Dan bisa dibilang ada prestise tersendiri dari fakutas kedokteran setiap univ untuk memberikan yang terbaik untuk almamaternya. Begitu juga almamater saya.

Ada 6 cabang dalam perlombaan ini, Digestive, Musculoskeletal, Kardiorespi, Genitouroreproduksi, Neuropsikiatri, dan satu-satunya cabang internasional untuk Tropical Infection. Kebetulan semua delegasi dari Unsoed tahun ini berasal dari angkatan aktif tertua, 2012. Dan saya ikut mewakili dalam cabang Neuropsikiatri bersama partner saya Rifqi. 

Hari H, tanggal 13 Oktober kami berangkat lebih awal karena perjalanan yang jauh. Kelas kami yang unyu, Hypoglossus menyiapkan spanduk berisi tanda tangan dan pesan dengan tulisan tengah dicetak seperti foto di bawah ini :3

Foto di Pantai Losari memegang spanduk unyu sebelum berlomba :3

Kami juga mendapat petuah dari Sekjur kami, dr. Joko Mulyanto, yang juga menjadi PIC blok yang sedang kami lewati (Medical Research Program, MRP3) sekaligus tutor PBL kami haha (sungguh merasa sangat dimudahkan melewati blok ini berkat beliau). 

"Jangan terpaku sama masa lalu, write your own story,"
pesan dr. Jokmul pada kami mengingat tahun sebelumnya, kakak kelas kami menginspirasi karena meraih medali perak cabang Genitouroreproduksi.

Setelah melewati keunyuan yang membuat terharu, berangkatlah kami dengan elf kampus ke Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Dari sana, pesawat kami menuju Bandara Sultan Hasanudin, Makassar. 

Sesampainya di Makassar, kami disambut LO kami, Valeria Velda, dan dia langsung berpesan, "Jalan lurus aja, jangan mau kalau ditawari apa-apa, ini daerah rawan." Velda juga cerita kalau di Makassar, begal bersenjatakan busur dan adik kelasnya yang naik motor baru-baru ini kena di kakinya. Makanya, mereka kalau sudah malam lebih baik menginap di kampus. Wuuu, kerasnya hidup di Makassar. Saya membayangkan mudahnya saya dibegal kalau sekolah di sana, naik motor saja saya cuma kecepatan 30-40 dan menepi di pinggir._.
Kami dibawa Velda ke hotel kami menginap sendiri, makan, dan (tadinya mau belajar tapi akhirnya...) tidur.

Welcome to Makassar :)

Esoknya, kami mencari makanan khas sesuai list yang kami minta dari teman kami yang punya darah Makassar dan makanan pertama kami, Palubasah. Semacam gulai daging, ada parunya juga, kuah kental, enak deh pokoknya. Lalu Velda datang dan jalan deh ke Pantai Losari (belum lomba malah jalan-jalan duluan haha).

Foto-foto di pantai Losari. Foto di tengah saat kami welcoming party.

Lalu kami ke Hotel Grand City, tempat kami akan menginap sampai pulang, dan suasana kompetitif dimulai hahaha. Saya sekamar dengan Ratna dan kami senang karena kami pikir cuma berdua di dalam kamar, sampai jam 2 malam datanglah 2 orang anak dari Univ Tanjungpura (Putri dan Abidah) yang mengambil cabang sama dengan Ratna, Kardiorespi.
Di malam pertama itu, kami juga welcoming party dan technical meeting. Kami senang disambut oleh makanan khas lainnya, macam es pisang ijo, dabu-dabu, dan lainnya. Sempat syok juga saat TM banyak peraturan yang tidak sama dengan di proposal, seperti poin dan tidak adanya radiologi, EKG, EEG, dll di OSPE pemeriksaan penunjang.

Tanggal 15 Oktober, ini waktunya kami berlomba. Berbekal doa dan restu dari orang-orang yang menyayangi kami, serta ilmu yang sudah kami upayakan, kami mengerjakan semampu kami. 
Babak pertama, MCQ 120 soal dalam waktu 100 menit dan OSPE. Untuk MCQ, Rifqi dan saya membagi halaman dan saling mengecek pekerjaan yang kami belum isi. Ada beberapa yang kami ragu, seperti kerja obat dan fase seksual, yang kami kosongkan karena kalau salah -1. Lalu dilanjutkan ujian OSPE (ujian identifikasi lab kalau di kampus saya) untuk 5 soal Anatomi, 5 soal Histologi, 10 pemeriksaan penunjang (5 Patologi Klinis & 5 Patologi Anatomi). Kami bergantian menulis dan saling berbagi tugas melihat. Dan disitu saya rasanya mau bilang "pecat saja deh saya dari asdos" karena saya gegabah  duluan dan banyak soal yang saya tidak bisa.
Babak semifinal dilaksanakan keesokan harinya dengan pengumuman semifinalisnya subuh harinya. Entah kenapa saya sedikit optimis waktu itu walau masih merasa sangat menyesal untuk idennya, jadi kami belajar untuk OSCE untuk semifinal. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Kami tidak lolos. Dari Unsoed sendiri, yang lolos cabang Tropical Infection dan Genitouroreproduksi. Antara sedih, kecewa, menyesal, tapi tetap berusaha tenang. Kami pun mengikuti talkshow yang diadakan untuk peserta yang tidak lolos sementara 10 semifinalis dari setiap cabang tetap berlomba MCQ 100 soal dalam 50 menit dan OSCE.
Keesokan harinya, pengumuman 5 tim grandfinalis diumumkan sebelum acara seminar dimulai dan 2 cabang teman kami, tidak lolos. Ternyata rasanya tetap deg-degan walau bukan diri sendiri yang berlomba. 
Setelah mendengar pengumuman itu, teman-teman saya jadi "membolos" jalan ke pulau naik perahu dan pete-pete (angkot setempat), sementara hanya saya dan 2 teman saya yang lain tinggal di symposium. Walau membosankan, tapi saya tidak bisa berbuat bandel. Dan kami pun menonton lomba cerdas tangkas yang termasuk babak final. Hmmm, sempat geregetan rasanya kalau ternyata tahu jawabannya, tapi sudah tak punya hak untuk menjawab :( 

Rangkaian acara ditutup dengan farewell party yang membuat kami sebal karena lama menunggu dan pengumuman pemenang. Dan di hari terakhir, kami city tour ke Benteng Rotterdam, beli oleh-oleh dalam waktu singkat (karena diburu-buru), dan pulang deh (dengan naik pesawat ke Jakarta lalu kereta ke Purwokerto dari Senen). Oya, senangnya di Stasiun Senen, ibu saya menghampiri. Pelukan ibu cukup untuk melepas kangen anaknya yang belum bertemu dari akhir Juli ini :)

Farewell Party

Ya, begitulah. Namanya juga lomba, pasti ada yang kalah dan menang. Saya memang sempat sedih dan menyesal, begitu juga teman-teman lain. Rasanya kami sudah belajar 1-2 bulan (lebih lama dari tahun sebelumnya), sampai begadang jaga malam di kampus, tapi apa daya, lawan kami mungkin lebih pantas untuk menang. Saya tidak bilang kami tidak pantas, karena kalau dari ilmu saya yakin kita semua sama. Namun selalu ada faktor tak terduga yang harus kita terima. Tak apa, setidaknya kami sudah berusaha semampu kami dan hasilnya serahkan pada Yang Di Atas, ya kan? Setidaknya kami juga dapat pengalaman dan bekal untuk adik-adik kami selanjutnya. Setidaknya kami harus bersyukur bisa terpilih sampai di sini, mungkin untuk itu saja, banyak orang yang ingin ada di posisi kami. Setidaknya, kami jadi punya teman-teman baru. Setidaknya, kami selamat pulang sampai Purwokerto kembali. Setidaknya, banyak hal yang masih dapat kami syukuri...

Oya, setelah kurang lebih seminggu, kami mendapat hasil rekap nilai kami. Dan kalian tahu, nilai Rifqi dan saya peringkat 11 untuk babak penyisihan, padahal butuh 10 tim untuk masuk semifinal (dengan Anatomi salah 6 benar 0 hahaha). Hal itu membuat saya membutuhkan waktu seharian, bahkan sampai di dalam Gereja, saya masih merenung dan berkaca-kaca. Tapi Tuhan menegur saya lewat khotbah Frater waktu itu, "Siapakah aku ini Tuhan? Jadi biji mata-Mu. Dengan apakah kubalas Tuhan? Slain puji dan sembah Kau.
Ya, saya memang masih harus belajar banyak lagi, harus bersyukur diberi kesempatan sejauh ini. Dan sekarang saya hanya bisa membalas dengan memuji-Nya. Toh sejak awal itu motivasi yang sudah saya niatkan dan saya bisa seperti ini juga karena dimampukan oleh-Nya, kenapa saya harus sedih dan kecewa?


Terima kasih sudah diberi pengalaman berharga tentang niat, usaha, dan keikhlasan. 
Memang tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Kita belum tahu saja hasil akhirnya, ilmu yang sudah kita pelajari tidak akan pernah sia-sia kok.   

Kami memang belum meraih medali apapun, tapi kami akan tetap berusaha mencetak generasi emas:)

Sedikit ke-kurangkerja-an kami di sela menunggu Farewell Party

Minggu, 25 Oktober 2015

Teruntukmu, Dermaji Bravo !!!

Masih tentang KKN. Tapi sekarang tentang teman-temannya nih :)



Nah ada namanya kan nih dan mukanya yang masih normal :)

Kita mulai dari geng cowo tidak kece haha... 
Yang pertama: Azka, si Bebeh anak mamih (ya iyalah anak maminya) dari Jakarta, anak Ekonomi Manajemen. Ga pernah nyuci seumur hidup. Kalo tidur suka nyahut. Suka interview malem-malem. Doyannya nyetel lagu Isyana dan Photograph satu jam. Kalo makan timun kayak disiksa, kalo makan yang lain bilang "Surga!"

Imam nih sekarang. 
Kormapok teladan yang suka Kebab Baba Rafi (*ups) dari FISIP-Administrasi Negara, yang rajin bangun pagi dan suka bangunin dari mulai suaranya normal sampai ala gagu karena anggotanya ga bangun-bangun. Man of the day pas Lomba Tahan Tawa, lomba yang kami buat dalam rangka memperingati 17an. Suka ikut baca buku gue tapi akhirnya bilang, "Lu ngantuk? Baca buku Yudith aja nanti juga tidur" haha. Bertanggung jawab, tapi... ga tahan banget sama rambutnya ._.


Lomba tahan tawa pakai masker muka geng cewe vs cowo, menyambut 17an

Nah ini nih si Om Doni.
Satu-satunya 2011, asal Hukum, yang kalo ditanya nanti mau apa cuma bilang, "Gua mah di hukum, ambil hikmahnya aja." Sahabat pena Azka, yang juga gue panggil OM ini, sudah bisa cari uang lewat Aldoni_design, yang jadi sponsor KKN kami haha. Ga punya proker khusus di posko, tapi sibuk desain poster, spanduk, kaos, dan segala hal. Walau KKN selesai, tapi cerita cinta baru dimulai, om gue ini sedang usaha sama gadis Desa Dermaji, sebut saja mayonaise yang gamau dibagi-bagi (doain aja yah). Oya, jangan ketipu ya, itu dia sambil naik batu fotonya ._.v

Cowo terakhir, Super Dede.
Klien program "stop merokok", terakhir sih berkurang sampe 5 batang per hari, ga tau kalo nambah lagi. Suka menghilang dari posko, entah pergi ke posko temannya atau cuma nyebrang ke Posko A karena ada yang dilirik ;) Teman curhat dan bertukar pikiran, apalagi masalah cinta dan kesehatan. Teman berebutan Kinan, anak cantik berambut keriting, yang udah kami angkat jadi adik ketiga kami hehe.

Sekarang geng cewe... Cewe-cewe rempng yang dari awal dateng langsung curcol soal percintaan berhubung unavailable semua haha

Bu guru Inke. Koor bidang pendidikan padahal ambil kuliah Ekonomi Akuntansi. Setiap hari diribetin sama bocah-bocah SD yang bertebaran di posko. Awalnya lihat di grup line, gue kira jutek, ternyata beda dari dugaan. Baik hati, ramah, setia sampe 10 tahun pacaran walau di-korting, dan lucu, apalagi kalo ngomong terus bibirnya suka lebay haha :D 

Andina. Koor bidang kelembagaan karena anak Hukum bareng si Om. Bersama Inke dan Icha, dia adalah penyiar radio Banyumas FM yang cuma ada di posko kami, lawannya Azka FM (karena kalo ngomong khas banget logatnya). Hobinya kalo di posko: tidur. Tapi suka olah raga jogging bareng gue dan jago juga main voli (Y)

Cik Gu Besar: Shiva. 
Anak Pertanian yang sebenernya pengen Psikologi. Open minded, galak, bisa jadi tim medis buat mengambil kaca yang masuk ke kaki (tragedi kaki Inke mengucur darah), dan baik hati mau nganterin kalo gue ke Gereja. Bersama Doni, ngajarin bocah teater dan pantomim. Salah satu pasien gue juga, yang memberi pengalaman tak terlupakan (ga boleh disebut kenapa, itu privasi). Oya, pacarnya pernah jealous sama gue, massa gue dikira cowo ga bertanggung jawab yang gamau nyetir motor bolak-balik ke Purwokerto hahaha :D

Retno a.k.a Rere
Partner bidang Kesehatan, berhubung dia Farmasi. Karena Rere temen dekatnya juga teman gue di FK dan dari awal materi udah kenalan, jadi kami klik deh, ngomongin pelajaran, skripsian, sampe curhat lainnya :) Seposko, terutama Shiva dan Azka, suka ngeledekkin tingkah kami pas nyari kelompok pertama kali, gapapa deh asal semua senang ._.

Teruntukmu sahabatku, Icha
Paling puitis secara dia anak Satra Indo cooy. Paling sering dikunjungin keluarga dan bawa surga. Anak penurut orang tua yang membuat gue jadi berasa keras kepala banget. Pasien gue juga sampe mau gue ajak jadi sampel penelitian. 







Gaada orang yang bilang menyatukan pikiran dan sifat orang-orang yang tinggal dalam 1 rumah sebagai hal yang mudah, apalagi kalo ada 10 orang. Dan walaupun mereka bilang mereka salah jurusan, tapi saya yakin bukan kebetulan kami sama-sama dapat tempat di Dermaji B ini, kan?


Kelompok mana lagi yang rela 'Ghina style' begini demi satu orang (liat yang paling normal) dapet jodoh



Terima kasih ya sahabat baru, buat kerja sama dan pengertian selama sebulan liburan KKN kita di desa yang permai bernama Dermaji. Maaf kalau suka merepotkan bolak-balik dan cerewet sok bijak sok sehat (padahal sakit). 

Ingat ya,
Semua orang cerdas, tergantung males ato ga, beruntung ato ga. Kalo beruntung ato ga, itu tergantung Yang Di Atas, tapi males ato ga, itu kita yang nentuin.
Semangat meraih cita-cita !
Ayo Bangun Desa, Bangun Indonesia!


*semangat45 *udahkayakibunasihatinanak
#latepost #KKNDermajiBravo

KKN itu rasanya...

Kuliah Kerja Nyata. 

Wuuu, kerjaan anak kuliah semester akhir yang kedengerannya sangar banget ya kerja gitu hahaha. Tapi nyatanya seru ah...
KKN saya di sebuah desa di kaki gunung yang jalanannya miring hampir 90 derajat sampai yang tersayang saya nanya "Ini buat jalanannya gimana ya? Kok ada sih orang mau tinggal di sini?"
Ya begitulah. Tapi setelah berkali-kali lewat jalan itu dari 27 Juli sampai 31 Agustus 2015, kami baik-baik saja dan tidak semenakutkan awalnya. 

Mungkin itu yang orang bilang cinta datang karena terbiasa. Eiits, bukan berarti cinlok kayak sinetron lebay gitu, maksudnya sebulan di desa ini membuat saya nyaman, gitu juga dengan kelompoknya. 

Awalnya... 

ketika mau nge-klik Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir, di komputer pas milih tempat KKN, saya deg-degan. Sungguh. Doa saya bukan mau tempat yang enak, dekat, rumahnya bagus, tapi doa saya cuma "Tuhan, kalau boleh kelompokku bisa diajak kerja sama, bisa mengerti kalau aku ga cuma fokus di KKN dan kalau boleh, Yudith bisa ke Gereja setiap Minggu." Karena memang otak ini harus dibagi dengan penelitian skripsi yang mengharuskan mondar-mandir ke Purwokerto plus belajar buat IMO (Indonesian Medical Olympiad) bulan Oktober.

Dan bersyukurnya, Tuhan mengabulkan doa saya itu.

Bayangkan aja, teman sekelompok saya rela mengantar dan jemput yang masing-masing butuh waktu 1-1,5 jam! Walau setelah ada kejadian luar biasa, ada anak KKN Unsoed yang meninggal di jalan balik dari Purwokerto setelah mengantar temannya, saya jadi tidak tega dan ikut balik hanya kalau mereka juga balik. Dan penelitian saya pun bisa berjalan. Begitu juga, mereka bersedia mengantar saya ke Gereja di Purwokerto setiap Minggu! 
Kalau soal belajar, saya senang banget dari awal mereka mengerti bahkan tertarik buat tahu soal apa yang saya pelajari walaupun mereka percaya-percaya aja saya mau bilang apa juga hehe. Gak bohong kok, ini serius. Mereka menemani kalau belajar malam walau ada sesi interview dadakan, membuatkan energen (sambil mereka buat juga sih), dan mengingatkan kalau saya tidak belajar walau mereka memberi godaan dengan nonton Sherlock Holmes lah, apa lah...

Dan soal KKN sendiri, 

dari awalnya mengeluh kalau ada bocah datang sampai jengkel karena tidak nurut pas latihan akhirnya kangen juga dan terharu sama bocah-bocah SDN1 Dermaji. Proker-proker kami dari bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan, ekonomi, dan kelembagaan bisa berjalan cukup baik, walau ada beberapa yang tidak terlaksana. Warga antusias dengan program kami. Kepala Dermaji, Pak Bayu, juga merupakan 
sosok teladan yang dihormati warganya dan mau merangkul kami.
Beliau juga up to date banget coooyy! Buka saja: http://dermaji.desa.id/

Akhir kata, 

belajar tidak hanya dari buku tapi juga pengalaman dan orang lain. Di KKN ini, saya banyak belajar untuk lebih sabar dan memahami orang lain dari sudut pandangnya, banyak alasan orang melakukan sesuatu menurut pikirannya sendiri. Kesederhanaan dan guyub juga menjadi pelajaran yang bisa dipetik. Warga desa yang menghargai tradisi, gotong royong, ramah, dan hangat. Ditambah pemandangan sawah, bukit, hutan pinus, wah saya bersyukur banget bisa liburan sebulan di Dermaji. Semoga ada waktu untuk main ke desa ini lagi :)




Foto dari atas ke bawah:
1. Foto bareng adik-adik Paud Larasati selesai penyuluhan gemar menabung
2. Ijaz, anak SDN 1 Dermaji kelas 3 SD, dan saya dengan hasil pancingan kami yang akhirnya dilepaskan lagi karena masih kecil.
3. Bersama adik-adik SD. Yang saya cubit itu si Ijaz, saya mau minta pipinya tapi ga boleh. Paling kiri, Danu-ketua kelas 3, paling kanan Ilham-murid pantomim yang kece, sebelah Ilham saya lupa hehe :p
#latepost #KKNDermajiBravo