Minggu, 25 Oktober 2015

KKN itu rasanya...

Kuliah Kerja Nyata. 

Wuuu, kerjaan anak kuliah semester akhir yang kedengerannya sangar banget ya kerja gitu hahaha. Tapi nyatanya seru ah...
KKN saya di sebuah desa di kaki gunung yang jalanannya miring hampir 90 derajat sampai yang tersayang saya nanya "Ini buat jalanannya gimana ya? Kok ada sih orang mau tinggal di sini?"
Ya begitulah. Tapi setelah berkali-kali lewat jalan itu dari 27 Juli sampai 31 Agustus 2015, kami baik-baik saja dan tidak semenakutkan awalnya. 

Mungkin itu yang orang bilang cinta datang karena terbiasa. Eiits, bukan berarti cinlok kayak sinetron lebay gitu, maksudnya sebulan di desa ini membuat saya nyaman, gitu juga dengan kelompoknya. 

Awalnya... 

ketika mau nge-klik Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir, di komputer pas milih tempat KKN, saya deg-degan. Sungguh. Doa saya bukan mau tempat yang enak, dekat, rumahnya bagus, tapi doa saya cuma "Tuhan, kalau boleh kelompokku bisa diajak kerja sama, bisa mengerti kalau aku ga cuma fokus di KKN dan kalau boleh, Yudith bisa ke Gereja setiap Minggu." Karena memang otak ini harus dibagi dengan penelitian skripsi yang mengharuskan mondar-mandir ke Purwokerto plus belajar buat IMO (Indonesian Medical Olympiad) bulan Oktober.

Dan bersyukurnya, Tuhan mengabulkan doa saya itu.

Bayangkan aja, teman sekelompok saya rela mengantar dan jemput yang masing-masing butuh waktu 1-1,5 jam! Walau setelah ada kejadian luar biasa, ada anak KKN Unsoed yang meninggal di jalan balik dari Purwokerto setelah mengantar temannya, saya jadi tidak tega dan ikut balik hanya kalau mereka juga balik. Dan penelitian saya pun bisa berjalan. Begitu juga, mereka bersedia mengantar saya ke Gereja di Purwokerto setiap Minggu! 
Kalau soal belajar, saya senang banget dari awal mereka mengerti bahkan tertarik buat tahu soal apa yang saya pelajari walaupun mereka percaya-percaya aja saya mau bilang apa juga hehe. Gak bohong kok, ini serius. Mereka menemani kalau belajar malam walau ada sesi interview dadakan, membuatkan energen (sambil mereka buat juga sih), dan mengingatkan kalau saya tidak belajar walau mereka memberi godaan dengan nonton Sherlock Holmes lah, apa lah...

Dan soal KKN sendiri, 

dari awalnya mengeluh kalau ada bocah datang sampai jengkel karena tidak nurut pas latihan akhirnya kangen juga dan terharu sama bocah-bocah SDN1 Dermaji. Proker-proker kami dari bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan, ekonomi, dan kelembagaan bisa berjalan cukup baik, walau ada beberapa yang tidak terlaksana. Warga antusias dengan program kami. Kepala Dermaji, Pak Bayu, juga merupakan 
sosok teladan yang dihormati warganya dan mau merangkul kami.
Beliau juga up to date banget coooyy! Buka saja: http://dermaji.desa.id/

Akhir kata, 

belajar tidak hanya dari buku tapi juga pengalaman dan orang lain. Di KKN ini, saya banyak belajar untuk lebih sabar dan memahami orang lain dari sudut pandangnya, banyak alasan orang melakukan sesuatu menurut pikirannya sendiri. Kesederhanaan dan guyub juga menjadi pelajaran yang bisa dipetik. Warga desa yang menghargai tradisi, gotong royong, ramah, dan hangat. Ditambah pemandangan sawah, bukit, hutan pinus, wah saya bersyukur banget bisa liburan sebulan di Dermaji. Semoga ada waktu untuk main ke desa ini lagi :)




Foto dari atas ke bawah:
1. Foto bareng adik-adik Paud Larasati selesai penyuluhan gemar menabung
2. Ijaz, anak SDN 1 Dermaji kelas 3 SD, dan saya dengan hasil pancingan kami yang akhirnya dilepaskan lagi karena masih kecil.
3. Bersama adik-adik SD. Yang saya cubit itu si Ijaz, saya mau minta pipinya tapi ga boleh. Paling kiri, Danu-ketua kelas 3, paling kanan Ilham-murid pantomim yang kece, sebelah Ilham saya lupa hehe :p
#latepost #KKNDermajiBravo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar